Kamis, September 17, 2009

Panduan Rumah Ekologis

10 PATOKAN UNTUK RUMAH EKOLOGIS SEBAGAI RUMAH SEHAT
10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah tropis. Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan 2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesünder Wohnen durch biologisches Bauen. Neubeuren 1982). Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah se penting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak lingkungan sebagai dasar kehidupannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tim dari lembaga pendidikan lingkungan, manusia, dan bangunan menyusun 10 patokan ini sebagai standar rumah ekologis yang sehat.
  1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasanpembangunan sebagai paru-paru hijau Kualitas taman dan hutan kota yang luasnya minimal 20% dari wilayah kota, dengan jarakdari perumahan sebaiknya tidak melebihi 300 m, serta utilitas dan banyaknya taman merupakan tujuan pokok tata kota kontemporer. Alun-alun sebagai taman/ hutan kota merupakan ruang beraneka-ragam yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan dalam kota. Letak dan pengaturan penghijauan dalam tata-kota menentukan ciri-khas kota tersebut. Di wilayah kota lama sering terjadi kekurangan lahan hijau seperti jaringan penghubung (biotop interconnection) dengan penghijauan berbentuk bahu jalan yang ditanami dengan pohon peneduh dan semak belukar. Penghijauan di lingkungan kota akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota dengan produksi oksigennya yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, serta meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah, dan kemudian menguap kembali, dengan demikian, tanaman ikut mengelola air hujan dan melindungi lereng gunung terhadap tanah longsor. Hasil tumbuh-tumbuhan sebagai peningkat kualitas lingkungan kota
  2. Memilih tapak bangunan yang bebas gangguan geo-biologis Pengembangan dalam ilmu pengetahuan alam dan ilmu nuklir menghasilkan pengertian baru, bahwa, selain yang bersifat nyata, ada juga yang bersifat mental (imaterial). Planck, Heisenberg, Lovelock, dan peneliti yang lain membuktikan bahwa setiap materi juga mengandung semacam kesadaran. Manusia merupakan penengah di antara akal dan materi, karena ia menjadi satu-satunya makhluk yang memiliki badan material dan kerohanian. Dengan demikian manusia juga selalu mampu berkomunikasi dengan benda-benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancainderanya. Bumi kita terkelilingi oleh pengaruh gaya yang terbentuk dan teratur secara geomet­ris. Gaya misterius tersebut menjelma menjadi ruang hidup berkisi-kisi yang dapat kita rasakan. Jaringan garis-garis yang berkisi-kisi ini sangat teratur secara tata jenjang yang berarti garis-garis tersebut berbeda dalam mutu, radiasi, kelompok, dan garis tengahnya sebagai berikut: - Jaringan Hartmann (ditemukan oleh dr. Ernst Hartman pada tahun 1951) berorientasi utara-selatan dan timur-barat dengan garis pengaruh selebar 15-25 cm dengan mata jalah (lubang/jarak antar garis) 2.0-3.0 m, dan jaringan Curry(ditemukan oleh dr. Manfred Curry pada tahun 1955) berorientasi miring terhadap jaringan Hartmann dengan garis pengaruh selebar 50 cm dengan mata jalanya 3.5-7.0 m. Ukuran jaringan masing-masing bisa berbeda tergantung pada pengaruh lingkungan, dislokasi geologis, atau menurut letaknya pada bumi (garis lintang) dan sebagainya- Aliran air di bawah tanah membangkitkan medan elektromagnetis karena muatan listrik yang berbeda pada molekul air dan molekul tanah. - Patahan dan dislokasi geologis adalah dislokasi dalam kerak bumi ke arah horizontal maupun vertikal yang mengakibatkan perubahan radiasi teristis. Biasanya patahan atau dislokasi geologis memiliki radioaktivitas (radiasi _) lebih tinggi. Jika dalam dislokasi geologis tersebut terjadi aliran air maka timbul juga medan elektromagnetis. Denah kamar tidur dengan persimpangan aliran air di bawah tanah dan patahan geologis, dan persimpangan jaringan Hartmann (tanpa perha-tian pada jaringan Curry) yang mempengaruhi kesehatan orang yang sedang tidur Radiasi teknik sering juga dinamakan technics atau radiasi buatan, radiasi ini juga mengakibatkan gangguan kesehatan tertentu, walaupun sebenarnya tidak masuk ilmu geomansi. Radiasi teknik terdapat pada instalasi listrik, penyinaran gelombang radio, tv, dan radar yang akan dibedakan antara medan listrik dan medan magnetis. - Medan listrik buatan terdapat dimana ada kabel listrik yang disambung dengan pembangkit listrik, tetapi tidak disambung dengan pemakai (lampu dsb.). Medan listrik dapat dibuktikan sampai dengan jarak 18.0 m dari kabel tersebut, walaupun tidak ada listrik yang mengalir, medan listrik masih ada. Medan magnetis buatan terjadi sesudah pemakai tersebut disambung (misalnya, lampu menyala). Sekarang listrik mengalir dalam kabel satu dari pembangkit ke arah pemakai dan dalam kabel kedua kembali dari pemakai ke pembangkit. Medan magnetis pada kabel listrik biasa dapat dibuktikan hanya pada jarak sekitar 1.0 m, akan tetapi setiap kumparan dalam peralatan listrik mengakibatkan medan magnetis yang kuat. Listrik yang mengalir mengakibatkan medan magnetis. Medan magnetis buatan statis akan timbul dalam hubungan dengan bahan sintetik seperti kain, pelapis lantai vinil, mebel (spring bed) atau korden yang menghasilkan tegangan. Kemudian oleh muatan listrik yang dipisahkan dalam bahan sintetik tersebut maka berakibat ada sentakan listrik pada saat memegang bahan logam seperti pegangan pintu dan sebagainya. Oleh karena akibat konsentrasi ion dalam udara rendah, maka akan berakibat mempengaruhi kesehatan manusia secara negatif. Guna menghindari pengaruh negatif oleh radiasi technik tersebut di atas, maka di dalam rumah sehat sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut: - sejauh mungkin menggunakan lampu pijar daripada tabung fluoresensi - semua instalasi listrik dilengkapi tiga kawat (pembawa arus, netral, pembumian) - menghindari penggunaan spring bed karena per baja dapat menyalurkan medan elektromagnetis kepada orang yang tidur di atasnya - mencabut steker semua alat listrik pada stopkontak, menghindari keadaan stand­by - memilih monitor LCD sebagai layar computer/tv - menghalangi anak dan remaja menggunakan telefon genggam (hand phone), juga orang dewasa sebaiknya menggunakannya sesedikit mungkin
  3. Menggunakan bahan bangunan alamiah Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macam­macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang menyeluruh. Bahan bangunan alam yang tradisional seperti batu alam, kayu, bambu, tanah liat, dan sebagainya tidak mengandung zat kimia yang mengganggu kesehatan. Lain halnya dengan bahan bangunan modern seperti tegel keramik, pipa plastik, cat-cat yang beraneka macam warnanya, perekat, dan sebagainya. Siapa yang mengetahui proses pembuatan dan campuran bahan mentahnya? Karena klasifikasi bahan bangunan tradisional kurang memperhatikan tingkat teknolgi dan keadaan entropinya, serta pengaruhnya atas ekologi dan kesehatan manusia, maka lebih baik bahan bangunan digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan tingkat transformasinya sebagai berikut.
  4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam ba­ngunan Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup di antara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang sehingga menguntungkan bagi penerapan ventilasi silang. Letak gedung terhadap sinar matahari yang Letak gedung terhadap arah angin yang paling paling menguntungkan bila memilih arah dari menguntungkan bila memilihi arah tegak lurus timur ke barat terhadap arah angin itu Ruang di sekitar bangunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara. Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang dapat menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga ruang di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap sengkuap yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung tetangga. Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak selalu dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi jendela terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap be barat). Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah. Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga tidak akan tumbuh cendawan kelabu. Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa jurai luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap yang luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap yang penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan air hujan maupun Atap pelana dengan langit-langit Atap pelana dengan langit-langit Atap pelana bertanaman tanpa ru- datar dan ruang atap berventilasi miring dan celah kasau berventilasi ang atap dan celah berventilasi
  5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air Hampir setiap bahan bangunan dapat menyalurkan dan menyimpan kelembapan dalam bentuk air maupun uap. Kemampuan ini tergantung terutama pada struktur pori-pori (jenis, bentuk, dan ukuran pori tersebut). Selanjutnya harus dibedakan antara bahan bangunan yang mengisap air (higroskopis) dan yang menolak air. Bahan bangunan yang berpori dapat mengisap air dengan berbagai cara: Penggolongan bermacam-macam ruang pori Air dalam bermacam keadaan dalam ruang pori Makin kecil pori-pori bahan bangunan makin besar daya mengisap air, dan makin besar pori-pori makin mudah dapat diisi dengan air. Hal ini berarti bahwa air bisa masuk ke dalam bahan bangunan melalui gravitasi (misalnya oleh atap yang bocor), oleh tekanan angin (misalnya pada tepi dinding atau atap yang terekena angin kencang), oleh kapilaritas (pada retak plesteran dinding atau kelembapan tanah yang melalui trasraam yang tidak kedap air). Bahan bangunan yang higroskopis (misalnya batu merah) kadang-kadang dapat mengikat banyak air. Satu m2 dinding batu merah yang diplester kedua sisinya mengikat rata-rata 66 liter air! Jumlah air yang digunakan untuk membangun sebuah rumah biasa (seluas 36 m2) ialah sekitar 28'000 liter yang harus menguap sebelum rumah tersebut dapat diang­gap kering dan sehat untuk dihuni. Waktu penguapan air tersebut tergantung pada cara membangun, iklim, ventilasi, dan kelembapan udara setempat. Sebagai angka perkiraan dasar dapat dianggap akan dibutuhkan waktu selama 4 bulan. Kelebihan kelembapan apapun dalam iklim tropis lembap, akan menumbuhkan cendawan kelabu (aspergillus) yang mempengaruhi kesehatan penghuni karena mengakibatkan alergi bronkitis dan asma.
  6. Menghindari kelembapan tanah yang naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan kering Kelembapan tanah yang naik ke dalam konstruksi bangunan merupakan permasalahan besar di Indonesia dengan iklim tropis lembapnya, karena lapisan yang kedap air tidak ada. Sebaiknya lapisan kedap air diletakkan di antara sloof dan kaki dinding (trasraam) sebagai berikut: - Trasraam lapisan aspal (atau kertas aspal) dapat digunakan di atas sloof beton bertulang (sloof harus kering, berumur minimum 14 hari) atau dibawah sloof konstruksi kayu (di atas lapisan mortar yang datar dan yang menutupi fondasi batu kali). Lapisan aspal setebal ± 2 mm, dapat dibuat dengan cara mengecat 2-3 kali dengan aspal panas (yang cair). - Karet trasraam (lembaran dari karet atau PE) dipotong sesuai dengan lebar sloof dan dipasang diatas sloof tersebut. Setiap sambungan karet trasraam harus tumpang tindih minimum 10 cm. Pada angker dan sambungan tulangan kolom praktis, karet trasraam harus dilubangi sesuai dengan garis tengah besi angkur sehingga lapisan tetap kedap air. Lapisan kedap air (trasraam) sebagai Lapisan kedap air (trasraam) pada kaki dinding tumpuan balok lantai batu bata - Trasraam seng papak. Seng yang dipilih adalah seng yang tahan karat, misalnya seng galvanisir dengan tebal (minimum BWG 24) sehingga juga mempunyai keuntungan mencegah rayap. Kelembapan tanah yang naik juga mengakibatkan masalah pada lapisan dinding. Lapisan dengan cat dapat menimbulkan kesulitan yang mirip dengan plesteran dinding yang kedap air. Jika trasraam tidak kedap maka kelembapan naik sampai kuda-kuda atap. Cat sintetik bersifat agak kedap air dan memungkinkan saluran air sebanyak 2-9 g/m2h saja, sedangkan cat perekat atau cat kapur mengizinkan 15-17 g/m2h tembus.
  7. Mempertimbangkan kesinambungan pada struktur dan masa pakai bagian gedung yang menerima beban dan yang membagi saja Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan akan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan. Bahan bangunan apapun yang dipilih sebagai bagian struktur (sebaiknya tahan minimal 60 tahun), bagian sekunder, atau bagian perlengkapan/utilitas yang tahan hanya sekitar 5-20 tahun selalu harus dipertimbangkan masa pakainya (life span). Desain struktur yang berkesinambungan (lihat: Steiger, Peter. Bauen mit dem Sonnen-Zeit-Mass. Karlsruhe 1988. hlm. 17+35) selalu mempertimbangkan masa pakai dan masalah perawatan. Daya tahan masing-masing bagian bangunan Kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan selama 60 tahun (daya tahan bagian struktur gedung) Alokasi biaya pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan selama 60 tahun Penggantian bagian bangunan yang aus membutuhkan bahan baku dan energi yang sebenarnya dapat dihemat baik secara ekonomis maupun ekologis. Penggantian tersebut selalu harus dapat dilakukan tanpa merugikan bagian bangunan yang lain. Pada setiap penggunaan bahan bangunan harus dipertimbangkan ciri khas berikut: - kemampuan tahan lama bagian bangunan tersebut; - kapan bagian bangunan harus diganti karena rusak atau perkembangan teknologi; - kemampuan tahan lama non fisik (tidak laku lagi, membosankan)
  8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturanharmonis Pengertian proporsi adalah masalah yang selalu dipersoalkan dalam perencanaan arsitektur sebagai prinsip keselarasan dan estetika. Proporsi dan keselarasan (harmoni) bersama-sama dapat menentukan bentuk arsitektur. Oleh karena itu, semua buku arsitektur kuno mengandung ilmu proporsi. Pengertian proporsi dapat dianggap dalam bentuk proporsi bidang maupun bentuk proporsi ruang seperti sudah ditentukan oleh Pythagoras dan penganutnya. Musik mulai menjelma sebagai tegangan di antara yang dapat didengar dan yang tidak dapat didengar. Pythagoras membayangkan bahwa pola nada mirip dengan bentuk ruang (proporsi). Berdasarkan kenyataan tersebut, dimensi yang dapat diukur dan yang dapat dilihat dapat diperbandingkan dengan nada (lihat: van der Maas, Jan. Das Monochord. Bern 1985, hlm. 6-8). Dengan begitu orang dapat 'mendengar' arsitektur, karena proporsinya dapat dimainkan pada alat musik monochord. Menurut Pythagoras arsitektur merupakan 'musik yang beku', sedangkan J.W. von Goethe menyebutnya 'seni musik yang didiamkan'. Seorang arsitek bekerja di antara yang dapat didengar dan yang dapat dilihat, sebagai penterjemah pola audio kepada pola visual. Dengan begitu nada menjadi lagu. Alat musik yang kuno dan paling sederhana yang telah digunakan oleh Pythagoras adalah monochord, dengan satu atau beberapa senar yang sama panjangnya. Agar panjangnya senar dapat diatur, digunakan penyangga bergerak. Monochord untuk menentukan proporsi dengan jarak nada musik Akibat pertimbangan harmonikal tersebut memungkinkan para arsitek dan pemberi tugas dapat menilai apakah perencanaan desain sesuai dengan imaginasi calon penghuni dan jiwanya. Proporsi sebuah rumah, ruang, pintu dan jendela maupun perabot dapat dibunyikan pada monochord. Jika nada/lagu berbunyi enak untuk seseorang, maka ia akan merasa senang di dalam ruang tersebut, akan tetapi, jika nada/lagu berbunyi jelek, maka penghuni akan merasa tidak nyaman. Hubungan antara arsitektur dan musik atau arsitektur yang memperhatikan proporsi dan jarak antara nada disebut arsitektur harmonikal. Perencanaan menurut arsitektur harmonikal tersebut dapat dimainkan dengan alat musik sebelum dibangun
  9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak mencemari lingkungan maupun membutuhkan energi yang berlebihan
    Seperti telah diuraikan, bahan bangunan selalu membutuhkan sumber alam dan energi tidak terbarukan. Oleh karena itu bahan bangunan harus dipilih dengan saksama dan kebutuhan energi tersebut, kerusakan yang eksploitasinya berakibat pada alam, pembuangan yang mencemari tanah, serta rantai bahan secara holistis harus dipertimbangkan.
    Masalah padatnya penduduk dan ketidakpedulian terhadap lingkungan alam mengakibatkan kemerosotan dan kerusakan lingkungan alam kita yang makin parah. Berhubungan dengan butir-butir di atas yang sudah diuraikan, maka para perencana
    harus bertanggungjawab terhadap kerusakan alam baik oleh kegiatan pembangunan maupun oleh penggunaan energi yang tidak dapat diperbarui.
    Kebebasan untuk memilih dan tugas untuk merawat dunia ini dengan penuh rasa tanggungjawab dan secara berkesinambungan adalah dasar etika lingkungan. Selama agama-agama belum mampu atau enggan memikul tanggungjawab etika lingkungan, maka etika lingkungan merupakan tuntutan umum. Etika lingkungan dapat dituangkan dalam satu kalimat saja (lihat: Ruh, Hans. Vote of thanks for the 'Binding Award for Nature and Environmental Conservation in Europe'. Vaduz 1991), akan tetapi perekayasaannya amat berat:
    Setiap manusia berhak untuk melakukan apa saja yang diinginkan, selama
    ia mengizinkan hal yang sama kepada semua orang lain, dan
    ia memungkinkan hal yang sama kepada semua generasi yang akan datang.
    Memikirkan etika lingkungan secara mendalam, misalnya pada contoh mobilitas, makin jelas bahwa arah yang telah kita tempuh merupakan jalan buntu karena penyediaan kendaraan bermotor bagi semua penduduk dunia masa kini merusak lingkungan seketika. Kita harus mengubah pikiran
  10. Menjamin bahwa pembangunan berkelanjutan dapat diterapkansecara luas sehingga tidak mengakibatkan efek samping yang merugikan
    Pembangunan berkelanjutan tercapai dengan perhatian pada sembilan patokan rumah ekologis sebagai rumah sehat tersebut di atas. Dengan perhatian khusus pada etika lingkungan masalah efek samping yang merugikan tetangga atau manusia yang lain dapat dihindarkan.
    Pertanggungjawaban setiap manusia terhadap lingkungan serta pengaruh pembangunan berkelanjutan dapat diukur dengan jejak ekologis (ecological footprint). Jejak ekologis tersebut mengukur kebutuhan bahan baku alam yang digunakan oleh setiap bangsa dan setiap orang (lihat: http://www.panda.org/ downloads/general/lpr2004.pdf). Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar, lautan, dan banyaknya energi yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas.
    Jejak ekologis dari semua penduduk bumi pada saat ini mencapai 2.2 hektar, sedangkan luasnya lahan subur di dunia mencapai 1.8 hektar per orang. Hal ini berarti bahwa cara kehidupan masa kini telah melebihi kemampuan bumi dan mengancam keberlanjutan kehidupan pada planet ini.
    Mempertimbangkan etika lingkungan dan jejak ekologis menggambarkan tanggung jawab kita sebagai arsitek dan perencana. Membangun secara ekologis dan sehat akan menarik perhatian orang yang mengaguminya dan mulai meniru pada semua lapisan masyarakat. Semoga rumah masa depan merupakan rumah ekologis yang berkelanjutan - masa depan terletak di tangan Anda!

Asitektur Ekologi

KONSEP PENGHIJAUAN PADA TAPAK
Konsep penghijauan pada tapak dibedakan atas empat kategori yaitu : Tanaman Hias (Bunga), Tanaman Obat, Tanaman Sayur, dan Tanaman Buah.
Penghijauan ini bertujuan supaya pemilik rumah bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri, walaupun tidak mutlak murni setidaknya bisa membantu saat ada kesulitan. Sedangkan untuk media tanamnya dibedakan atas dia yaitu pot dari tanah liat serta boks dari bahan kayu. Penghijauan itu sendiri juga dapat menciptakan iklim mikro pada rumah si penghuni..
Tanaman Hias ( bunga )
Jenis Tanaman yang digunakan seperti :
  • Kamboja
    Jenis : Tanaman bunga
    Tipe tanaman : tahunan
    Bagian yang dimakan : -
    Cara perbanyakan : Stek
    Warna: putih polos;putih dengan kuning ditengahnya, kuning pucat, kuning tua, merah jambu,merah jingga, merah marun
    Memiliki 5 helai mahkota bunga dengan garis tengah berkisar 5-8 cm. Pada satu tangkai terdapat puluhan kuntum bunga

  • Aglonema ( aglonema Hibrida)
    Jenis : Tanaman bunga
    Tipe tanaman : tahunan
    Bagian yang dimakan : -
    Cara perbanyakan : Stek, pemisahan anakan, biji
    Tanaman yang umumnya tidak berzat kayu ini memiliki ragam spesies yang cukup banyak.
    Famili :Araceae. Daunnya beragam warna bragam bercaknya. Karena corak yang unik ini, harganya bisa ratusan juat per pot.. Syarat hidup : butuh naungan, suhu siang 22.5-27,5 o C, suhu malam 17,5- 20oC, kelembapan 50%
  • Kacapiring (Gardenia Jasminoides)
    Jenis : Tanaman bunga
    Tipe tanaman : tahunan
    Bagian yang dimakan : -
    Cara perbanyakan : cangkok atau stek batang
    Kelopak bunga kacapiring, ceplok piring atau gardenia mirip bunga mawar namun lenih berdaging dan memiliki aroma wangi yang khas. Warnanya putih dan bersusun susun hingga 15-20 helai, dengan garis tengah sampai +7 cm.
  • Palem (palmae)
    Jenis : Tanaman bunga
    Tipe tanaman : tahunan
    Bagian yang dimakan : -
    Cara perbanyakan : biji
    Palem merupakan tanaman yang berakar serabut, berbatang tunggal dan tidak bercabang, daunnya lebat , cepat berbunga dan berbuah. Penampilan fisiknya cantik. Dalam media tanam pot ganti tanah setiap setahun sekali.
Tanaman Sayur
Jenis Tanaman yang digunakan seperti :
  • Wortel
    Jenis : Sayuran buah
    Tipe tanaman : Herba menahun / semusim
    Bagian yang dimakan : buah
    Cara perbanyakan : Stek batang
  • Sayur Kangkung (Ipomoea Aquatica)
    Jenis : Sayuran Daun
    Tipe tanaman : semak menjalar
    Bagian yang dimakan : daun, batang
    Cara perbanyakan : Biji, setek batang
  • Kembang Kol (Brassica Oleraceae)
    Jenis : Sayuran Daun
    Tipe tanaman : Herba
    Bagian yang dimakan : daun, bunga
    Cara perbanyakan : Biji
  • Sayur Bayam (Amaranthus sp)
    Jenis : Sayuran Daun
    Tipe tanaman : Herba menahun / semusim
    Bagian yang dimakan : daun, batang
    Cara perbanyakan : Biji
  • Cabai (besar/ rawit)
    Jenis : Sayuran buah
    Tipe tanaman : herba tegak
    Bagian yang dimakan : buah
    Cara perbanyakan : Biji
  • Sawi
    Jenis : Sayuran Daun
    Tipe tanaman : Herba
    Bagian yang dimakan : daun, batang
    Cara perbanyakan : Biji
Tanaman Buah
Jenis Tanaman yang digunakan seperti :
  • Semangka
    Jenis : Buah-buahan
    Tipe tanaman : semak menjalar
    Bagian yang dimakan : buah
    Cara perbanyakan : Biji
  • Jeruk
    Jenis : Buah – buahan
    Tipe tanaman : musiman
    Bagian yang dimakan : buah
    Cara perbanyakan : Biji, Stek batang
  • Tomat
    Jenis : Buah – buahan
    Tipe tanaman : perdu
    Bagian yang dimakan : buah
  • Cara perbanyakan : Biji
Tanaman Obat
Jenis Tanaman yang digunakan seperti :
  • Ø Jahe
    Jenis : sayuran umbi
    Tipe tanaman : terna tahunan
    Bagian yang dimakan : rebung
    Cara perbanyakan : umbi
  • Ø Kunyit
    Jenis : sayuran umbi
    Tipe tanaman : terna tahunan
    Bagian yang dimakan : rebung
    Cara perbanyakan : umbi
  • Ø Lengkuas
    Jenis : umbi – umbian
    Tipe tanaman : terna tahunan
    Bagian yang dimakan : rebung
    Cara perbanyakan : umbi
  • Ø Lidah buaya
    Jenis : sukulen
    Tipe tanaman : terna tahunan
    Bagian yang dimakan : rebung
  • Cara perbanyakan : stek daun

Sabtu, September 05, 2009

SIMULASI ECOTECT

Di dalam kajian simulasi untuk bisa mendapatkan hasil yang akurat dilakukan penelitian dengan perhitungan matematis dan simulasi menggunakan program ECOTECT v5.60 yang dikembangkan oleh SQUARE ONE Research Amerika.

















Gambar : Tampilan Halaman Kerja Ecotect v5.60


Penggunaan program komputer untuk simulasi akustik merupakan alternatif metode analisis akustik yang hemat waktu, biaya dan tenaga. Ecotect menyediakan fasilitas untuk pendekatan desain akustik, di samping juga untuk menganalisa pencahayaan, termal dan biaya. Khusus pada analisa akustik, Ecotect tidak saja dilandasi dengan perhitungan analisa waktu dengung yang berdasar pada rumus statistical reverberation Sabine, Eyring serta Millington, namun juga dilengkapi dengan analisa geometri akustik (acoustic particles) yang dapat divisualisasikan baik secara 2 dimensi maupun 3 dimensi. Kelebihan ini memberi peluang bagi perancangan ruang akustik untuk memanfaatkan kecepatan dan ketepatan di dalam memperhitungkan dan memvisualisasikan hasil analisa, yang tentu akan berguna untuk mendukung pengambilan keputusan desain akustik ruang[1].



[1] Agustinus Djoko., Floriberta Binarti, Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 35, No. 2, Desember 2007 : Studi Simulasi Ecotect Sebagai Pendekatan Redesain Akustik Auditorium hlm.107

PENGENDALIAN BISING

Material bangunan yang memenuhi persyaratan akustik untuk pengendalian bising antara lain berfungsi sebagai [1]:

1. Pemantul suara
Untuk mendapatkan pemantul suara digunakan lembar berkarakteristik permukaan yang keras, tegar, dan rata. Contohnya papan gypsum, plywood, fleksiglass, fiber dan plastik keras.
2. Penyerap suara
Material berpori
Penyiapan bahan – bahan berpori lebih efisien untuk frekuensi tinggi, semakin bertambah tebal akan semakin baik untuk frekuensi rendah. Pada bahan berpori terdapat tiga jenis :
Bahan berpori
Bahan berpori plastik – plesteran akustik
Bahan berpori kain dan karpet
3. Perambatan suara
Dengan memperhatikan sifat – sifat material akustik diharapkan bisa membantu mendapatkan suara yang lebih jernih seperti aslinya
4. Penyerap Panel
Bersifat positif karena menghasilkan karakteristik dengung yang merata dan berfungsi sebagai penyerap frekuensi rendah cocok untuk ruang kecil.
5. Penyerap Ruang
Bahan yang mudah dipasang dan dipindahkan dengan menggunakan sistem gantung.
6. Penyerap Variabel
Digunakan untuk ruang yang membutuhkan Reverberation Time (RT) yang berubah-ubah, fungsinya sebagai pemantul dan juga sebagai penyerap
7. Resonator RonggaBerfungsi sebagai penyerap energi bunyi maksimum pada daerah frekuensi yang sempit


[1] Suptandar, J. Pamudji : ( 2004 ) Faktor Akustik dalam Perancangan Disain Interior, Djambatan, Jakarta, hlm.93-94

Persyaratan Akustik Auditorium

Persyaratan akustik untuk bisa menampung fungsi suatu auditorium yaitu[1] :

  1. Kekerasan (loudness)
    Seringkali dalam sebuah ruang auditorium musik terjadi suara keras namun kekuatannya terus melemah. Hal ini disebabkan oleh energi suara hilang pada saat perambatan gelombang bunyi atau diserap oleh media ruang besar.
  2. Difusi
    Suatu kondisi dimana gelombang bunyi merambat ke segala arah sehingga tekanannya pada tiap bagian sama besar. Hal ini didapat dengan menonjolkan elemen – elemen bangunan, misalnya langit langit dibuat bergerigi, menonjol, atau dengan dekorasi pahatan.
  3. Kepadatan (Fullness of Tone)
    Kualitas dengung ditentukan oleh besarnya nilai Reverberation Time (RT). Semakin besar volume ruang akan semakin sedikit lapisan penyerap, maka RT akan semakin besar, sehingga kejelasan (clarity) akan semakin berkurang.
  4. Keseimbangan (balance)
    Perbandingan loudness yang seimbang antara bagian. Balance juga ditentukan oleh banyaknya permukaan pemantulan dan difuser yang dipasang di sekeliling sumber bunyi.
  5. Daya Campur (Blend)
    Keharmonisan bunyi ketika sampai ke telinga sebagai bunyi dari musik yang diaransir dengan baik.
  6. Bebas Cacat Akustik
    Yaitu kondisi akustik tanpa adanya gangguan dari hal – hal berikut :
    - Gema, adalah pantulan dan penundaan bunyi pantul yang cukup lama disebabkan oleh selang wktu lebih dari 60 meter/sec, dan beda jarak bunyi langsung yang dipantulkan lebih dari 30 meter/sec. Gema merupakan cacat akustik ruang yang paling berat.
    - Gaung, adalah gema – gema kacil yang berurutan dengan cepat yang timbul karena ledakan bunyi yang singkat. Gema dan gaung dapat dicegah dengan memasang bahan penyerap bunyi pada permukaan pemantul atau difusi dibuat miring.
    - Resonansi, terjadi dari bunyi tertentu pada pita frekuensi sempit yang mempunyai kecenderungan berbunyi lebih keras jika dibanding dengan frekuensi yang lain.Bayangan bunyi, terjadi di ruang bawah balkon yang terlalu menjorok ke dalam (lebih dari dua kali tinggi) menyebabkan bunyi langsung dan bunyi pantul berkurang


[1] Suptandar, J. Pamudji : ( 2004 ) Faktor Akustik dalam Perancangan Disain Interior, Djambatan, Jakarta, hal. 89 - 92

Rabu, September 02, 2009

PERSYARATAN AKUSTIK


PERSYARATAN AKUSTIK DALAM RANCANGAN AUDITORIUM


Dalam merancang sebuah auditorium musik kondisi akustik ruang musti mulai diperhatikan sejak dimulainya perancangan sampai pada saat evaluasi pasca huni. Pertunjukan musik dalam suatu gedung auditorium membutuhkan penyampaian bunyi serta ekspresi yang sejelas mungkin kepada para penonton atau pendengarnya.

1. Bunyi datang / bunyi langsung
2. Bunyi pantul
3. Bunyi yang diserap oleh lapisan permukaan
4. Bunyi difus / bunyi yang disebar
5. Bunyi difraksi, bunyi yang dibelokkan
6. bunyi yang ditransmisi
7. Bunyi yang hilang oleh struktur bangunan
8. Bunyi yang dirambatkan oleh struktur bangunan
.
Gambar : kelakuan bunyi dalam ruang tertutup
Sumber : Akustik Lingkungan, L. L. Doelle


Waktu Dengung (RT)[1]

Waktu agar tekanan tingkat bunyi (TTB) dalam ruang berkurang 60dB setelah bunyi dihentikan. Rumus penghitungan RT :

Keterangan :
RT : Waktu dengung, sekon
V : Volume ruang, meter kubik
A : Penyerapan ruang total, sabin meter kubik
X : koefisien penyerapan udara


[1] L. L. Doelle, Eng., M. Arch.: (1993) Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta , hlm.29

Teori Akustik

AKUSTIK

Kata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi[1]. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan.


Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua segi kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.


Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah[2] :

  • Sumber suara
  • Perambatan suara
  • Penerimaan suara
  • Intensitas suara
  • Frekuensi suara

Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi lingkungan.



[1] Suptandar, J. Pamudji : ( 2004 ) Faktor Akustik dalam Perancangan Desain Interior, Djambatan, Jakarta, hlm.1
[2] ibid